Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XXVII dan International Conference for Accounting Educators (ICAE) di Bengkulu
Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) UPN "Veteran" Yogyakarta menghadiri undangan dari Ikatan Akuntan Indonesia dalam acara Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XXVII dan dirangkaikan dengan International Conference for Accounting Educators (ICAE) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universtas Bengkulu pada 15-19 Oktober 2024. Acara dihadiri oleh Kapus Penjaminan Mutu Eksternal, Dian Indri Purnamasari yang juga merupakan Sekretaris Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah DIY. Agenda pada hari pertama menjadi suatu kehormatan bagi LPMPP UPNVYK yang boleh bergabung dalam acara Benchmarking Akreditasi Internasional, The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute (ACQUIN) yang diselenggarakan oleh LPMPP Universitas Bengkulu (UNIB) bersama Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Trisakti.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, M.T., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Bengkulu dan paparan disampaikan oleh Ketua LPMPP, Dr. Yulian Fauzi, S.Si., M.Si. yang menjelaskan bagaimana pengalaman UNIB dalam proses yang dimulai dengan pendaftaran, penyusunan self evaluation report (SER), sampai dengan visitasi yang dilakukan pada tahun yang sama oleh lembaga akreditasi internasional ACQUIN. UNIB adalah yang pertama melaksanakan akreditasi internasional ACQUIN dengan 68 prodi dalam 11 kluster pada tahun 2022. Fokus ACQUIN terletak pada kurikulum dan CPL yang wajib disertai dengan lampiran RPS, contoh soal, sampai dengan lembar jawaban mahasiswa ketika proses pengajuan dan visitasi. Adapun proses diawali dengan pendaftaran, lalu pendampingan oleh manajemen ACQUIN ketika penyusunan SER. UNIB merasa beruntung dapat melakukan semua rangkaian proses di tahun yang sama sampai memperoleh hasil akreditasi internasional ACQUIN, sementara saat ini UGM yang telah siap dengan 12 prodi dari Manajemen Budaya harus menunggu cukup lama untuk berproses. SER yang telah dilakukan submit, pihak ACQUIN akan membagi per cluster sesuai bidang keilmuan untuk dievaluasi oleh expert. Hasil evaluasi akan memerlukan revisi yang harus segera ditindak lanjuti oleh PT dan menjadi hal terberat durasi evaluasi dengan waktu pendek untuk memenuhi hasil review. Dalam akreditasi ini tidak termasuk untuk vokasi dan profesi. Menjadi kata kunci suksesnya UNIB mendapatkan akreditasi internasional ACQUIN untuk 68 prodi adalah komitmem pimpinan dari level Universitas, Fakultas, Jurusan, Prodi, khususnya terkait dukungan pembuatan SER dan sarana prasarana yang selalu menjadi pertanyaan berbagai pihak.
Acara pada sesi selanjutnya dilanjutkan dengan forum diskusi yang terbagi dalam berbagai sesi, antara lain yaitu untuk program S2 dan S3:
- Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 untuk implementasi tahun 2025 (Sustainability Capaian Pembelajaran), mau seperti apa CPL yang ditentukan oleh Prodi, wajib dipantau dan dicapai melalui kurikulum berbasis OBE yang saat ini berkembang, proses pembelajaran terukur mencapai CPL yang telah ditentukan, hal ini selaras dengan syarat kurikulum dalam akreditasi internasional,
- Internasionalisasi Program Studi untuk Mendukung Akreditasi, berbagai kegiatan prodi melibatkan internasional dan dapat berkolaborasi dengan berbagai PT dan asosiasi, tidak sendiri, agar efisien,
- Topik-topik Riset Muktahir untuk Thesis dan Disertasi,
- Akreditasi oleh LAMEMBA,
- Diskusi Panel: SDGs Insight to Towards Golden Indonesia 2045
Adapun agenda forum diskusi khusus program S1 disampaikan 2 agenda besar, yaitu:
- CPL S1 berdasarkan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 mengharuskan mission driven, padahal selama ini kita selalu memulai dari visi, kemudian misi, tujuan dan strategi (VMTS). Contoh yang tepat ketika dimulai dari mission driven adalah misinya melaksanakan tridharma, tetapi kita boleh memilih fokus pada salah satu, sehingga kita bisa sebagai research university atau teaching university dengan porsi utamanya, walau tridharma tetap dilakukan dalam porsi yang berbeda dan tidak harus seimbang sama. CPL minimal prodi S1 berdasarkan Certification in Accounting, Finance, and Business (CAFB) atau ujian tingkat dasar sebagai kompetensi minimal. Adapun kompetensi maksimalnya diserahkan prodi masing-masing, sementara kompetensi level intermediate berdasarkan KKNI dan International Education Standart 2,3,4 Sustainability. Perubahannya apa saja, misalnya yang dulunya financial accounting & reporting, saat ini ditambahkan disclosure; audit dipisah menjadi audit dan assurance. Adapun usulan kompetensi yang harus disiapkan atau ditambahkan (ini masukan dari asosiasi) adalah terkait sustainability, information & communication technology, finance & financial management.
- Internasionalisasi Prodi S1 disampaikan sharing session dari UGM dan Universitas Tarumanagara. Kegiatan pendukung internasionalisasi di UGM, antara lain berupa, Faculty Mobility, Student Mobility, International Immersion Program, Digital Accounting Online Course, dan International Conference. Universitas Tarumanagara menyampaikan 9 program internasionalisanya, yaitu: membuka kelas internasional, joint research, program pertukaran pelajar melalui ISSMA, menjadi host international conference, akreditasi prodi di institusi internasional dan sertifikasi profesi internasional, misalnya CPA Australia, ASEAN CPA, kurikulum mengikuti atau mengadopsi IES atau badan sertifikasi profesi internasional, PKM ke luar negeri atau perusahaan asing, sertifikasi kompetensi dosen dari badan sertifikasi luar negeri, dan mahasiswa mengikuti lomba internasional yang diselenggarakan oleh universitas luar negeri.
Banyak hal perlu dilakukan dengan bersinergi atau kolaborasi berbagai PT dalam rangka mengadopsi perubahan dan mendukung internasionalisasi prodi sebagai syarat terakreditasi Unggul bagi prodi, khususnya oleh LAMEMBA.