FTME UPN Veteran Yogyakarta Gelar Workshop Siklus Evaluasi Kurikulum OBE untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan
Yogyakarta — Fakultas Teknologi Mineral dan Energi (FTME) UPN “Veteran” Yogyakarta kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui penyelenggaraan Workshop dan Pemaparan Siklus Evaluasi Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) pada Rabu, 19 November 2025, bertempat di Ruang Seminar FTME. Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan fakultas, ketua program studi, dosen, TIK, serta kapus pengembangan Pembelajaran - Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) UPN Veteran Yogyakarta. Acara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FTME, Dr. Ir. Tedy Agung Cahyadi, ST., MT., IPM, yang menekankan pentingnya siklus evaluasi kurikulum dalam menjaga relevansi dan kualitas pembelajaran di lingkungan fakultas. Dalam sambutannya, beliau menggarisbawahi bahwa kurikulum OBE merupakan sistem yang harus terus bergerak dan tidak boleh berhenti pada tahap implementasi awal saja.
Kurikulum OBE Perlu Ditinjau Secara Berkelanjutan
Dalam pembukaan tersebut, Dr. Tedy Agung Cahyadi menyampaikan bahwa FTME berkomitmen untuk mengoptimalkan penerapan OBE melalui evaluasi rutin setiap tahun. “Kurikulum berbasis OBE menuntut kita untuk selalu memperbarui diri. Evaluasi adalah kunci agar capaian pembelajaran lulusan terus selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan industri, serta dinamika profesi di bidang teknologi mineral dan energi,” ujarnya. Kurikulum OBE menempatkan capaian pembelajaran lulusan (CPL) sebagai pusat pengembangan kompetensi mahasiswa. Oleh karena itu, alignment antara CPL, CPMK, RPS, kegiatan pembelajaran, dan metode asesmen harus dipastikan berjalan konsisten. Workshop ini difokuskan untuk membantu setiap program studi melakukan pemetaan ulang terhadap alignment tersebut agar seluruh komponen kurikulum tetap relevan dan terukur.
LPMPP Perkuat Pendampingan Evaluasi OBE
Peran LPMPP UPN Veteran Yogyakarta dalam pendampingan siklus OBE kembali tampak jelas dalam kegiatan ini. LPMPP menekankan bahwa evaluasi kurikulum harus dilakukan secara mendalam untuk melihat ketercapaian CPL, efektivitas metode asesmen, serta area yang masih membutuhkan perbaikan. “Evaluasi OBE bukan sekadar merapikan dokumen, tetapi memastikan bahwa pembelajaran yang terjadi benar-benar berdampak pada kompetensi mahasiswa. FTME adalah salah satu fakultas yang aktif dan serius menjalankan evaluasi ini, dan LPMPP akan terus memberikan pendampingan terbaik,” ujar Herlina Jayadianti dari LPMPP dalam pemaparannya. Pendampingan tersebut mencakup penguatan dokumen kurikulum, evaluasi data asesmen, audit mutu internal, hingga penyelarasan kurikulum dengan standar akreditasi nasional maupun internasional IABEE.
Bangun Budaya Mutu melalui Siklus PDCA
Workshop ini mengedepankan konsep Plan–Do–Check–Act (PDCA) sebagai kerangka evaluasi. Peserta diajak untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul di setiap tahap implementasi kurikulum, mulai dari penyusunan dokumen, mekanisme pembelajaran, hingga asesmen capaian pembelajaran mahasiswa. Dalam sesi diskusi, para dosen mengungkapkan beragam tantangan yang masih dihadapi, seperti kebutuhan peningkatan kapasitas dosen dalam perancangan pembelajaran, penyesuaian metode asesmen dengan CPL, dan manajemen data asesmen yang lebih sistematis. Masukan-masukan ini kemudian dirumuskan menjadi rekomendasi tindak lanjut yang akan dipertimbangkan dalam rapat bidang akademik fakultas dan universitas.
Peran Stakeholder Eksternal Sangat Krusial
Selain evaluasi internal, workshop juga membahas pentingnya melibatkan stakeholder eksternal, seperti industri, asosiasi profesi, dan alumni dalam penyempurnaan kurikulum. Perkembangan teknologi di sektor energi, tambang, dan geosains membuat keterlibatan eksternal menjadi bagian penting dalam siklus evaluasi OBE. “Industri berkembang sangat cepat. Kurikulum harus responsif. Karena itu, masukan dari pengguna lulusan dan asosiasi profesi sangat diperlukan untuk merumuskan profil lulusan dan CPL yang relevan,” jelas wakil dekan akademik FTME. FTME sendiri telah bekerja sama dengan banyak mitra industri, sehingga feedback eksternal menjadi sumber penting dalam penyempurnaan kurikulum setiap tahunnya.
Dosen sebagai Arsitek Pembelajaran OBE
Pada sesi akhir workshop, fokus diarahkan pada peningkatan peran dosen dalam desain pembelajaran berbasis luaran. Dalam pendekatan OBE, dosen berperan sebagai perancang pengalaman belajar yang memungkinkan mahasiswa mencapai CPL secara efektif. LPMPP menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi dosen, terutama dalam desain RPS, asesmen autentik, dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. “Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kualitas desain dan asesmen dari dosen. Penguatan kompetensi dosen adalah fondasi utama keberhasilan OBE,” kata herlina jayadianti dari LPMPP.
FTME Tegaskan Komitmen Mutu Berkelanjutan
Menutup workshop, Wakil Dekan Akademik FTME kembali menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya fakultas untuk membangun budaya mutu yang berkelanjutan. “Kurikulum OBE yang telah berjalan harus selalu ditinjau ulang. Kami berterima kasih kepada LPMPP yang terus mendampingi proses ini. Dengan sinergi yang kuat, FTME akan terus menghasilkan lulusan yang unggul, profesional, dan berdaya saing,” ungkap Dr. Tedy. Workshop yang digelar di Ruang Seminar FTME pada 19 November 2025 ini diharapkan dapat memperkuat implementasi siklus evaluasi kurikulum di seluruh program studi, sehingga mutu pendidikan di FTME UPN Veteran Yogyakarta semakin meningkat dan semakin siap menghadapi tantangan era industri dan teknologi masa kini.