UPN “Veteran” Yogyakarta Dorong Penguatan Bela Negara di Sektor Pertambangan pada TNT XI – WMK IX – Kongres II FORKOPINDO 2025

Bandung, 3 November 2025 — Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya sebagai Kampus Bela Negara melalui kontribusi aktif dalam acara Temu Nasional Tahunan (TNT) XI, Workshop Mata Kuliah (WMK) IX, dan Kongres II FORKOPINDO 2025 yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Acara nasional yang diikuti oleh seluruh program studi Teknik Pertambangan se-Indonesia tersebut menjadi forum penting untuk membahas perkembangan dunia tambang, penguatan kurikulum, serta peran pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan global di sektor energi dan mineral.
UPN “Veteran” Yogyakarta menghadirkan dua narasumber utama: Barlian Dwinagara, Kepala LPMPP UPNVY dan Hari Kusuma Satria Negara, Kepala Pusat Pengembangan Pembelajaran Bela Negara, dengan materi “Tantangan Global dan Peran Bela Negara dalam Dunia Tambang.” Serta menyampaikan Sosialisasi Sinergi Kampus Bela Negara Indonesia (SKBNI) sebagai standar karakter dan ketahanan nasional yang wajib diintegrasikan dalam pembelajaran pendidikan tinggi.
Dalam paparannya, Hari Kusuma Satria Negara menekankan bahwa industri tambang tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai garda terdepan ketahanan energi nasional. “Sektor pertambangan berhadapan langsung dengan dinamika geopolitik global, isu keberlanjutan, dan transisi energi. Di sinilah nilai-nilai Bela Negara menjadi landasan moral dan strategis bagi para insinyur tambang untuk menjaga kepentingan bangsa,” ujarnya. Ia menyoroti pentingnya integritas, etika profesi, kepedulian lingkungan, serta kemampuan menghadapi ancaman nonmiliter di era digital sebagai kompetensi wajib yang perlu ditanamkan sejak mahasiswa.
Sementara itu, Barlian Dwinagara memaparkan urgensi implementasi Sinergi Kampus Bela Negara Indonesia (SKBNI) sebagai standar nasional yang dapat menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum teknik pertambangan. “SKBNI menjadi instrumen penting untuk memastikan bahwa lulusan teknik tambang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki jiwa kebangsaan, resiliensi, dan tanggung jawab terhadap keamanan sumber daya alam nasional,” jelasnya. Ia mendorong seluruh program studi tambang untuk memasukkan capaian pembelajaran Bela Negara sebagai bagian integral kurikulum, sejalan dengan mandat nasional dan identitas UPNVY.
Acara TNT XI – WMK IX – Kongres II FORKOPINDO 2025 ini diikuti oleh pimpinan, dosen, dan perwakilan dari seluruh Program Studi Teknik Pertambangan se-Indonesia. Diskusi berlangsung dinamis dan menghasilkan berbagai rekomendasi terkait penguatan kurikulum, kolaborasi riset strategis, serta peneguhan karakter Bela Negara bagi calon profesional di sektor pertambangan.
Kehadiran UPN “Veteran” Yogyakarta sebagai narasumber mempertegas peran universitas sebagai pusat pengembangan karakter kebangsaan dan ketahanan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan global industri tambang yang semakin kompleks. Dengan keterlibatan aktif ini, UPNVY semakin memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen mencetak lulusan unggul, berintegritas, dan siap menjaga kepentingan bangsa dalam berbagai sektor strategis, termasuk pertambangan.